Berita

PMI: Jangan Sibuk Melakukan Tracing dan Testing, Tetapi Tidak Isolasi

Selasa, 03 Agustus 2021 - 13:21
PMI: Jangan Sibuk Melakukan Tracing dan Testing, Tetapi Tidak Isolasi Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI, Fachmi Idris sat menjadi pembicara dalam Webinar Program LeaN ON di Jakarta yang digagas oleh BNPB (foto: Dokumen/BNPB)

TIMES FLORES, JAKARTA – Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI, Fachmi Idris mengajak masyarakat bersatu membantu pemerintah RI dalam menangani pandemi di Indonesia. Salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan dan melakukan isolasi mandiri jika terinfeksi positif Covid-19.

Fachmi Idris mengimbau rekan-rekan PMI di berbagai daerah se-Indonesia tidak hanya membantu Satgas Covid-19 dalam bidang teknis kesehatan. Namun, mereka juga membantu Satgas dalam mensosialisasikan bahaya pandemi kepada masyarakat.

“Kunci kesehatan masyarakat itu definisinya adalah community organized effort. Jadi tidak mungkin selesai persoalan pandemi Covid-19 kalau kita tidak bisa mengorganisasi upaya yang dilakukan masyarakat,” kata Fachmi Idris dalam Webinar Program LeaN ON di Jakarta, Selasa (3/8/2021). Program LeaN On merupakan salah satu inisiatif yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan INVEST DM, yang didukung oleh United State Agency for International Development (USAID) melalui program Empowering Access to Justice (MAJU) – The Asia Foundation (TAF).

Webinar Program LeaN ON 2

Fachmi mengatakan, semua tidak ingin health server system itu failure (gagal). Kapan gagal, lanjutnya, ketika tidak mampu menampung lonjakan kasus. Sehingga PMI berupaya melakukan beberapa hal, semisal desinfektan, plasma konvalesan, bantuan Ambulan (Sakit/Meninggal), prokes, oksigen dan vaksinasi dll.

“Semua ini dilakukan PMII untuk menurunkan angka kematian dikarenakan Covid-19. Jadi ada satu program PMI yaitu Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM). SBM ini kegiatan PMI jauh sebelum pandemi sebetulnya, yang di setting untuk deteksi penyakit-penyakit menular di masyarakat. Surveilans intel berfungsi untuk  melihat kasus deteksi awal, cara melaporkan ke instansi setempat,” jelasnya.

Fachmi menyampaikan, dalam menyelesaikan pandemi mesti melibatkan banyak pihak dan pengorganisasian yang baik serta terus melakukan edukasi secara optimal. 

”Kampanye protokol kesehatan, 3M+ bahkan sampai sekarang 6M, 5M dan seterusnya. Bahkan vaksinasi masih menghadapi persoalan,” ungkap Fachmi.

Dalam kesempatan tersebut Fachmi juga menyampaikan, dirinya menggunakan istilah 2C untuk 3T, dimana 2C itu adalah Case Finding (untuk tracing dan testing), dan Contain (isolasi). Menurutnya, dalam menghadapi penyebaran Covid-19 kita jangan hanya sibuk melakukan tracing dan testing tetapi kemudian tidak melakukan isolasi.

“Isolasi di satu dua individu mungkin akan lebih memudahkan dari pada mengisolasi satu kota. Tapi kuncinya memang tracing mesti dilakukan. Lakukan tracing, tes, setelah tes positif isolasi. Isolasi dua, isolasi di rumah sakit, siolasi mandiri. Mungkin yang sangat dibutuhkan dalam konteks komunitas adalah pendampingan isoman,” ungkap Fachmi.

Apabila bicara konteks infrastruktur terdepan melawan Covid-19, lanjut Fachmi, adalah puskesmas. Untuk itu perlu melakukan peningkatan puskesmas melalui pendekatan komunitas.

Fachmi berharap, dalam menghadapi pandemi, dari masyarakat terbentuk keompok komunitas dan kemudian menjadi relawan dengan dipimpin seorang yang memiliki pengetahuan dalam melaksanakan tugas beserta program di lapangan.

“Jadi intinya bagaimana masyarakat itu sendiri dapat mendeteksi, melapor, merujuk dan ikut serta melacak kontak. Jadi PMI, juga mengoptimalkan masyarakat dalam 3T. Karena kuncinya memang harus case finding kemudian containment,” tandas Fachmi. (*)

Pewarta : Edy Junaedi Ds
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Flores just now

Welcome to TIMES Flores

TIMES Flores is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.