TIMES FLORES, JAKARTA – PT JSI Sinergi Mas mematangkan dua rencana bisnis, yaitu ekspansi ke bisnis pasir silika sekaligus melakukan akuisisi 51 persen saham PT Leyand International Tbk (LAPD).
Founder sekaligus Direktur Utama JSI Jamal Abdul Nasir menjelaskan ekspansi ke bisnis pasir silika akan melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
“Setelah IUP terbit, dalam waktu 2-3 bulan dapat memasuki fase produksi. Jika IUP sudah keluar, produksi penuh bisa mulai awal 2027," ujar Jamal sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Jamal menjelaskan, pasir silika bukan hanya untuk dijual mentah namun akan diproses sendiri oleh perseroan, yang telah memesan mesin dari China dan target commissioning dalam 9-10 bulan.
"Ini jadi salah satu fondasi penting kami di industri hijau,” ujar Jamal.
Perseroan akan memproduksi pasir silika melalui tiga entitas, di antaranya JSI Sinergi Mineral dengan lahan seluas 97,8 hektare, PT JSI Bintan Kuarsa Mas dengan luas 96,3 hektare, serta PT JSI Kuarsa Mas dengan luas 97,4 hektare.
Kemudian, perseroan memiliki rencana untuk mengekspor sebanyak 70 persen produk pasir silika ke berbagai negara. "Targetnya China, India, dan Korea Selatan. Sementara untuk dalam negeri akan mendukung pembangunan industri kaca dan panel surya di Indonesia," ujar Jamal lagi.
Selain ekspansi ke bisnis pasir silika, JSI Sinergi Mas akan merealisasikan akuisisi terhadap PT Leyand Internasional Tbk (LAPD), saat ini perseroan telah menggenggam 513,75 juta saham LAPD atau setara 12,95 persen kepemilikan.
Rencananya, perseroan akan menguasai sekitar 51 persen dari total modal yang disetor dan ditempatkan dalam LAPD, saat ini dimiliki oleh LaymandHoldings Pte Ltd, PT Intiputera Bumitirta, Keraton Investment Ltd, Evi Felicia dan Leo Andyanto.
Setelah selesai dan sebagai pengendali baru LAPD, perseroan akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 9/2018.
“Pelaksanaan Rencana Pengambilalihan maupun penawaran tender wajib akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan di bidang pasar modal,” ujar Jamal pula.
Pasir silika merupakan pasir halus yang berasal dari kuarsa, yang biasanya mengandung setidaknya 95 persen SiO₂ dan kurang dari 0,6 persen zat besi (oksida besi).
Berdasarkan data Indonesia Mineral Resources and Reserve Balance 2021, Indonesia memiliki cadangan kuarsa mencapai 2,11 miliar ton, yang mana terbesar diperkirakan berada di Provinsi Sumatera Barat. Wilayah lain dengan cadangan besar, di antaranya Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Utara.
Berdasarkan data Mordor Intelligence, pasar pasir silika diperkirakan tumbuh dengan laju rata-rata tahunan (CAGR) lebih dari 6 persen selama periode perkiraan 2022 hingga 2027. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: JSI Sinergi Mas Ekspansi ke Bisnis Pasir Silika dan Akuisisi LAPD
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |