TIMES FLORES, JAKARTA – Penentang keikutsertaan Israel dalam ajang Eurovision 2026 semakin bertambah, setelah Islandia menyatakan akan memboikot bila ada partisipasi dari negara zionis itu
Lembaga penyiaran publik Islandia, RUV, Rabu (10/12/2025) kemarin menyampaikan pengumuman itu disampaikan setelah empat negara lain juga mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari Eurovision tahun depan sebagai protes terhadap partisipasi Israel.
Empat negara Eropa yang menarik diri dari ajang Kontes Lagu Eurovision 2026, seminggu sebelum Islandia adalah Spanyol, Belanda, Slovenia, dan Irlandia.
Islandia menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam Kontes Lagu Eurovision 2026, setelah penyelenggara Eurovision 2026, European Broadcasting Union (EBU) mengatakan Israel bisa ikut serta dalam acara tersebut.
"Mengingat perdebatan publik di negara ini dan reaksi terhadap keputusan EBU yang diambil minggu lalu, jelas bahwa baik kegembiraan maupun kedamaian tidak akan terwujud terkait partisipasi RUV di Eurovision. Oleh karena itu, RUV mengambil kesimpulan untuk memberitahukan kepada EBU hari ini bahwa RUV tidak akan berpartisipasi dalam Eurovision tahun depan," kata stasiun televisi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Siaran pers tersebut , yang ditandatangani oleh direktur jenderal RUV, Stefan Eiriksson menyatakan, bahwa keputusan EBU untuk mengizinkan lembaga penyiaran publik Israel, KAN, dalam berpartisipasi di acara telah menyebabkan perpecahan.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan apakah program musik tahunan Songvakeppnin, yang digunakan untuk memilih perwakilan Islandia untuk Kontes Lagu Eurovision juga akan berlangsung tahun depan.
Program Eurovision pertama kali disiarkan pada tahun 1981, lima tahun sebelum Islandia berpartisipasi di Eurovision. Media lokal di Islandia melaporkan bahwa kerumunan orang telah berkumpul di luar markas besar RUV di Reykjavik untuk memberi dukungan atas keputusan tersebut.
Spanyol, Belanda, Slovenia, dan Irlandia semuanya menyatakan tidak akan berpartisipasi setelah EBU, badan yang penyelenggara Eurovision, mengadakan pertemuan untuk membahas kekhawatiran tentang partisipasi Israel, yang ditentang oleh beberapa negara karena keterlibatannya dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
Stasiun penyiaran Belanda AVROTROS bahkan mengatakan bahwa partisipasi Israel tidak lagi sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya sebagai lembaga penyiaran publik.
"Budaya menghubungkan, tetapi bukan dengan harga berapa pun. Apa yang terjadi tahun lalu menyentuh batas-batas kita. Nilai-nilai universal seperti kemanusiaan dan kebebasan pers telah dilanggar secara serius dan tidak dapat dinegosiasikan bagi kami. Kemandirian dan sifat pemersatu Kontes Lagu Eurovision tidak bisa lagi dianggap remeh," kata Direktur Jenderal AVROTROS, Taco Zimmerman.
Stasiun televisi pemerintah Spanyol, RTVE juga menegaskan bahwa negaranya menarik diri setelah EBU memberikan suara untuk mengizinkan Israel berpartisipasi pada tahun 2026.
"Kami ingin menyampaikan keraguan serius kami tentang partisipasi stasiun televisi Israel KAN di Eurovision 2026," kata Sekretaris Jenderal RTVE, Alfonso Morales selama sidang umum EBU.
Pengunduran diri tersebut terjadi setelah anggota EBU memberikan suara untuk mengadopsi aturan pemungutan suara yang lebih ketat sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa Israel telah memanipulasi suara untuk mendukung kontestan mereka.
Ajang musik pop yang menghadirkan suasana gembira dan menarik lebih dari 100 juta penonton setiap tahunnya ini telah dilanda konflik antara Israel dan Hamas selama dua tahun terakhir.
EBU sendiri adalah sebuah kelompok lembaga penyiaran publik dari 56 negara yang menyelenggarakan Eurovision.
Saat mengadakan sidang umum dua tahunannya, beberapa negara menyerukan agar Israel dikeluarkan karena dugaan campur tangan dalam pemungutan suara dan perilakunya dalam perang melawan Hamas di Gaza.
"Eurovision mulai menjadi ajang yang agak terpecah-pecah. Slogannya adalah 'Bersatu karena Musik'. Sayangnya persatuan itu terpecah karena politik. Situasinya menjadi sangat kacau dan beracun," kata seorang pakar kontes yang dikenal sebagai Dr. Eurovision, Paul Jordan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Penentang Keikutsertaan Israel di Ajang Eurovision 2026 Kian Bertambah
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Ronny Wicaksono |